Rabu, 30 Maret 2011

RAHASIA SUKSES ORANG JEPANG


Setiap detik episode kehidupan manusia, pada hakekatnya telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. Dan sekiranya kita, para manusia mau saja sedikit berpikir, maka kita akan dapati bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatunya secara tepat. Ketika dunia dan jazirah Arab bergejolak dengan perang saudaranya, di belahan bumi Asia , khususnya Jepang, dihentakkan dan diuji dengan cobaan yang tak kalah dahsyat. Gempa yang mengguncang, diikuti oleh tsunami yang meluluh lantakkan berpuluh kota dan menjadikan syahid puluhan ribu manusia, dan hingga saat ini, ujian berupa paparan radiasi nuklir yang belum teratasi, membuat kita semakin menoleh kepada saudara kita di Jepang. Karena mereka mampu menunjukkan sebuah sikap yang sangat baik. Sikap yang sebenarnya itu adalah karakter kita, muslim. Boleh jadi, ini adalah cara Allah untuk mentarbiyah, mendidik, mengajari kita agar belajar. Belajar tentang pentingnya memiliki karakter, integritas dan akhlak yang merupakan cerminan dan bentukan sedari kecil.
Dan berikut ini adalah beberapa rahasia sukses orang Jepang.


1.   Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.



3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang
relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Sabtu, 01 Januari 2011

M E N G G U G A H ...


Tayangan ini saya dapat sekitar tahun 2007 atau 2008. 
Pada saat seminar singkat yang menjadi debut awalan skuad kami, sebuah talkshow dengan beragam lomba. Tak sengaja, ada sebuah file tayangan bagus yang ada dalam folder materi tayangan talk shownya.
Saat kulihat, aku langsung tertarik,. Selain karena sangat visualisasinya sangat menyentuh, makna yang disampaikan juga membekas, dalam sekali, membuat mataku merebak basah dan tersedu,..(sudahkah kita mempersiapkan anak-anak kita untuk menyongsong masa depannya?)..

Ah, melankolis sekali..
tapi biarlah,..semoga tayangan ini bisa bermanfaat untuk pengunjung blog ku.
Lain waktu, insya allah , aku akan coba tampilkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Semoga kita dapat mengambil hikmah ..
 

Jumat, 31 Desember 2010

REFLEKSI PERGANTIAN TAHUN

...Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian ..
...Melainkan, yanng menasehati dalam kebenaran...
...Ingatlah kesempatan , yang telah diberi ..

(Petikan lirik nasyid "Demi Masa" yang dipopulerkan oleh Raihan)

Lepas beberapa jam setelah pergantian tahun. Dari tahun 2010 menjadi 2011. Hem, sepertinya bekas-bekasnya masih bisa dilihat di sekeliling kita. Kertas-kertas yang terbang, bekas isi petasan, sampah yang menggunung kecil hingga tayangan di televisi, yang hampir semuanya berisi tiup terompet, begadang, menunda tidur selama setahun hingga pesta kembang api yang berton-ton beratnya.

Hem, sebenarnya apa sih yang mereka cari?
Setauku, waktu adalah hal yang pasti. Ia pasti akan berjalan maju, bergerak ke depan dan tidak mungkin bisa berhenti, dihentikan ataupun diputar balik, mundur kebelakang.
Seseorang yang bercita-cita jelas dan bervisi jauh ke depan pasti akan sangat memperhatikan waktu. Pun di detik-detik pergantian tahun seperti ini. 
Kita, sebagai seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa mengingat-ingat dan memikirkan semua yang telah kita lakukan. Dievaluasi, dipertimbangkan kembali..mungkin saja ada yang secara tidak sengaja tersakiti karena kita, ataupun malah kita merugikan orang lain. Harapannya tentulah sebaliknya, apa yang kita lakukan akan bermanfaat bagi orang lain . Jika sudah seperti itu, kita, insya allah bisa mendapatkan tambahan kebaikan atas kebaikan kita. (yakin deh, ..)
Semalam, sebenarnya pengin menyempatkan diri untuk membuat resolusi awal tahun , tapi ternyata fisikku tidak mendukung. Akhirnya harus kurelakan, untuk menundanya hingga pagi ini.
(walau di penghujung tahun baru hijriyah kemarin, sudah melakukan..)..

Meneladani apa yang pernah dicapkan oleh Ali bin Abi Thalib,..dalam wasiatnya ..
"Barang siapa yang kondisi hari ini sama dengan kondisinya di hari kemarin, maka ia termasuk ke dalam orang yang merugi. Barang siapa yang kondisi hari ini lebih buruk dari kondisinya di hari kemarin, ia termasuk ke dalam orang yang rusak. Dan barang siapa hari ini jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya, maka ia adalah orang yang beruntung."

Seharusnya kita pasti ingin menjadi sosok yang ketiga. Jadi orang yang beruntung. Bukan orang yang merugi apalagi orang yang rusak.
Jadi, tidak perlu tunggu waktu tahun baru untuk jadi pribadi baru. Yang paling penting, adalah memaknai setiap waktu yang kita miliki, mengerjakan apa yang ada di depan kita dengan sebaik-baiknya.
Trus, kalau memang jangka waktunya untuk panjang ya mulai merancang matriks kehidupan kita. 
So, ayo, mulai bersama..
Lakukan yang terbaik, kemudian evaluasi ya..

Senin, 06 Desember 2010

PENDIDIKAN UNTUK SEMUA

Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan. Hakekat pendidikan adalah membentuk karakter dan membina pribadi seseorang sehingga mampu bermanfaat dan hidup mandiri di dunia nyata. Pendidikan akan berlangsung sepanjang hayat. Beragam bentuk pendidikan bisa kita jumpai di sekeliling kita, ada pendidikan formal maupun non formal.
Masih tergambar jelas dalam benak kita, bagaimana kita dulu berupaya keras untuk bisa masuk dan bersekolah di sekolah favorit (yang notabene adalah sekolah negeri). Mulai dari SD negeri, SMP negeri sekian hingga SMA negeri itu. Terakhir, dipamungkasi dengan berjibaku berusaha meloloskan diri untuk bergabung dalam Perguruan Tinggi (yang lagi-lagi negeri). Beragam upaya ditempuh untuk mewujudkannya. Mulai dari belajar keras tanpa kenal lelah, tanya sana- sini seputar kiat sukses hingga tak jarang ada juga yang mempersiapkan sekian ratus ribu hinngga sekian juta rupiah (katanya sih sebagai uang pelicin).
Meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat akan arti penting pendidikan membuat semakin banyak bermunculan lembaga-lemaga pendidikan. Lembaga tersebut didirikan secara mandiri atau lebih dikenal dengan istilah 'swasta'. SD,SMP,SMA hingga perguruan tinggi swasta mulai dikenal dan dijadikan rujukan oleh masyarakat. Khalayak ramai mulai menjadikan sekolah swasta sebagai pilihan. Karena kekhas annya, keistimewaannya, kurikulumnya dan hal-hal lain. Hal ini menjadikan perkembangan dan progesivitas sekolah menjadi semakin meningkat. Setiap unit bergerak dan berusaha untuk optimal dan melayani sebaik-baiknya sebagai wujud dari keikhlasan pendidikan (yang seharusnya).
Setiap manusia membutuhkan pendidikan. Semua anak pasti ingin bersekolah. Setiap orangtua pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk pendidikan anak-anaknya. Saat ini, semua sekolah negeri harus sudah menggratiskan biaya sekolah (SPP) dan tidak boleh mengadakan pungutan apapun kepada siswanya. Bahasa kerennya adalah Sekolah Gratis. Efek positifnya, sudah pasti sangat meringankan beban para murid. Walaupun baru digratiskan biaya SPP nya serta buku pelajaran (karena mendapatkan pinjaman dari perpustakaan) namun sangat membantu. Tentu para orang tua harus juga menyiapkan uang saku, perlengkapan sekolah, seragam dan sepatu serta kebutuhan dasar lainnya.

Kondisi ini belum bisa diimbangi oleh sekolah swasta. Swasta harus melakukan pengelolaan mandiri dan penggalian usaha dana secara mandiri pula. Salah satu sumber dana riil sekolah swasta, adalah iuran dari orang tua murid. Dana yang bersumber dari pos tersebut lah yang selanjutnya dimenej untuk kebutuhan operasional sekolah, mulai dari gaji guru hingga membeli alat tulis. Mulai dari membayar listrik hingga angkos air PAM. dan juga masih banyak kebutuhan lainnya.
Upaya peningkatan alokasi anggaran bidang pendidikan dari APBN, maupun APBD menghasilkan beragam bantuan . Mulai dari dana BOS, BPP dan bantuan-bantuan lainnya mengalir ke bendahara-bendahara sekolah baik sekolah negeri maupun swasta. Kondisi tersebut mampu membantu sekolah untuk mengurangi beban biaya operasionalnya. Mulai dari gaji guru, biaya perbaikan sekolah, pengadaan buku perpustakaan, renovasi gedung dan sebagainya.

Namun, hati ini mendadak menjadi seperti tersayat-sayat ketika dua hari lalu saya menerima sebuah pesan singkat dari seorang sahabat. Pesannya seperti ini :
" Bagaimana pendapat mbak kalau ada sebuah sekolah yang memperlakukan siswa-siswanya yang belum melunasi uang gedungnya dengan perlakuan yang berbeda? Mereka tetap mengizinkan siswa tersbut untuk ikut ulangan akhir semester , hanya saja tidak mendapatkan meja dan kursi seperti biasa.Mereka harus mengerjakan di lantai, mbak. .."

Ya Alloh,..sedih sekali saya mendengarnya.
Setahu saya, asas dan konsep dasar bahwa layanan pendidikan adalah pendidikan untuk semua. Untuk semua anak, tanpa kecuali. Tak peduli apakah mereka miskin, terbatas kemampuannya, berkebutuhan khusus maupun yang berpenghasilan dan berada, maka semua berhak untuk mendapatkannya. Dengan konsep dasar layanan pendidikan yang slah satunya adalah adil, tidak memihak dan mewadahi semua jenis kebutuhan..maka tidak ada alasan untuk melakukan perbedaan layanan.
Setiap anak pastilah berkeinginan untuk berada dalam kondisi yang baik. Lingkungan rumah yang baik, keluarga yang menyayanginya, kondisi keuangan yang baik, keadaan tubuh yang lengkap, guru yang hangat dan menyayangi murid-muridnya dan beragam kondisi membahagiakan lainnya. Namun sesungguhnya apa yang Allah SWT tetapkan dan mungkin berbeda dari apa yang diinginkan adalah salah satu dari rahasia Nya. Mungkin ada yang dilahrkan dalam kondisi anggota tubuh yang tidak lengkap, berada dalam keluarga yang miskin, tidak mampu, pas-pasan ataupun berkecukupan namun tidak saling menyayangi satu sama lain. Itu adalah hal yang harus disyukuri. Kaena Allah SWT yang telah menjadikannya sebagai ujain ketakwaan bagi hambaNya yang mengetahui.
Termasuk kondisi yang diceritakan teman saya tersebut. Saya cukup paham bagaimana latar belakang keluarganya, kondisi keuangannya dan semangatnya untuk tetap menyediakan dana pendidikan bagi adiknya. Bahkan sampai merelakan untuk cuti kuliah demi bisa membiayai sekolah lanjutan bagi adik tercintanya. Seharusnya pihak sekolah bisa mencari solusi yang lebih manusiawi bagi masalah tersebut. Misalnya, dengan memberikan surat pemberitahuan jauh-jauh hari sebelum ujian berlangsung, dan mengadakan kesepakatan tertulis dengan orang tua wali, sehingga bisa mempersiapkan uang untuk melunasi hutang atau kekurangan biaya. Selain itu, mengapa tidak pemberian rapornya saja yang ditangguhkan. Sepaham saya, beberapa sekolah menyiasati kondisi seperti ini dengan menyimpan sementara rapor yang seharusnya dibagikan pada saat penyerahan rapor. Intinya adalah, biarkan siswa melaksanakan kewajibannya dan mendapatkan haknya untuk mengikuti ujian hingga selesai, membuktikan kemampuannya dan selepas itu mengetahui hasilnya. Hendaknya orangtua juga mengkomunikasikan secara terbuka, kekurangan dan permasalahan yang dihadapi. Dengan perimbangan yang adil dan cara pandang pihak sekolah yang bijak, saya yakin masalah seperti ini tidak akan mengemuka lagi. Apalagi jika samapi menimbulkan rasa minder di diri siswa. Ingatlah, bagaimanapun juga, mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet perjuangan negeri ini. Penghargaan dan pengakuan atas keberadaan mereka akan membuat mereka berjuang keras untuk meraih cita-cita dan lepas dari kondisi yang tidak mereka ingingkan tersebut. Semoga.

Sabtu, 27 November 2010

PEMIMPIN TERBAIK

Pemimpin, sebuah kata yang sangat akrab di telinga dan benak kita. Semenjak kita kecil dan masih duduk di bangku taman kanak-kanan hingga aktivitas kita sekarang, kita sangat mengenal apa itu pemimpin. Aku masih ingat, pemimpin kelasku saat aku masih bersekolah di SD adalah seorang yang cukup tegas. Dia bersuara keras dan lantang. Sayangnya agak pilih-pilih teman. Jadinya aku juga kurang suka dengannya.
Saat aku di SMP, pemimpin kelasku adalah seorang murid pria yang bertubuh tinggi dan tegap. Posturnya cukup ideal untuk jadi pemimpin. Disegani, sedikit ditakuti , apalagi dengan wajahnya yang sesekali terlihat sangar. (hihi)
Semakin berlanjut ke jenjang berikutnya, aku semakin memahami bahwa pemimpin tidak hanya berpostur tubuh ideal namun lebih dari itu, Dia harus memiliki kemampuan untuk memimpin. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh semua orang. Tentunya jika semua orang memiliki kemampuan itu, maka semua orang akan berebut menjadi pemimpin. Kalau sudah begitu, lantas siapa yang akan dipimpin? Siapa yang akan menajdi anggota? Siapa yang akan mengikuti sosok yang dipercayanya?
Memimpin membutuhkan kecakapan. Dan kecakapan itu diraih dengan latihan. Dengan banyak erlatih, maka seorang calon pemimpin akan mampu memcahkan beragam masalah, menarik simpulan, mengatasi konflik dan lain-lain hal yang merupakan seni,.seni memimpin.
Pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin. Setiap orang menjadi pemimpin atas dirinya sendiri. Sesungguhnya setiap orang adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya.
Bagaimana sih kriteria pemimpin yang sebenarnya?

Senin, 22 November 2010

Belajar dari Cuaca

 Cuaca yang cerah di hari Senin pekan ini.
Matahari bersinar malu-malu namun menghangatkan suasana pagi. Embun yang masih menggayut di ujung dedaunan seolah menegaskan segarnya air yang membasahi bumi. Pun ketika semburat sang mentari muncul perlahan, menambah syahdunya suasana pagi. Kami pun menikmatinya, dengan tunduk sejenak, mengikhlaskan hati.
Udara yang segar, tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin seolah ingin menunjukkan rasa baktinya kepada Sang Rabbul Izzati, Yang Maha Memelihara segala apa yang ada di bumi. Sementara itu, manusia yang berkesempatan untuk merasakannya , seharusnya sudah tersadar dan berucap masya Allah, laa haula wala quwwata illa billah, segala nya adalah milik Allah. Hanya Allah Yang Maha Sempurna .
Sekitar pukul sembilan pagi, ketika sang surya semakin meninggi, manusia mulai mematri dan mengaktivasi dirinya.Dengan segala aktivitas yang ada, suasana mulai sedikit berubah. Matahari bersinar cukup kuat dan membuat kami sedikit memicingkan mata untuk menghindari sengatannya yang kurang bersahabat. Namun bagaimanapun juga, kita membutuhkannya untuk mengeringkan pakaian dan jemuran kita kan?
Jelang pukul setengah dua, tiba-tiba awan bergerak cepat. Gumpalan awan mendadak berubah warna menjadi lebih gelap dan semakin gelap. Angin yang bertiup kencang menerbangkan dedaunan kering nan layu yang berserakan di tanah. Akankan hujan turun kembali?
Tes,tes,tes..suara air tetesan air yang turun dari langit, membasahi bumi. Akhirnya gumpalan awan gelap itu pun menjelma menjadi titik-titik air hujan yang menyejukkan bumi. Gerimis kecil, menentramkan dan membuat nyaman penghuni bumi. Bau wangi tanah dan debu yang beterbangan memastikan bahwa Sang Pemelihara, Al Muhaimin, Allah SWT telah memerintahkan kepada makhlukNya untuk menyejukkan bumi.
Tratatat..
Suara tetesan air yang semakin keras. Duar..diiringi dengan suara petir dan kilat yang menyambar-nyambar membuat hati was was dan takut. Apakah yang hendak Allah Swt tunjukkan melalui hujan ini. Bagaimanakah kita harus memaknainya? Mengapa harus turun hujan? Dan serentetan pertanyaan itu pun muncul menggelayut di benakku dan selintas membuatku ikut merasa menyesal. kenapa harus turun hujan pada saat cuaca terasa sangat nyaman?
Yah, beginilah manusia, dengan akalnya yang sangat terbatas dan sifatnya yang serba tergesa-gesa, akhirnya hanya bisa memandang sesuatu dengan pikiran pendeknya semata. Menggerutu dan menyesali apa yang ada.
Hujan yang seharusnya menjadi berkah dan rizki yang dicurahkan Allah SWT, bentuk dari sifat Rahman dan rahim Nya, ternyata menjadi hal yang tidak disyukuri. Ah, manusia memang terlalu pendek akalnya.
Tak beberapa lama, setelah hujan yang deras, petir dan kilat yang menyambar-nyambar dan lihatlah keluar sana. Ternyata Allah SWT berkenan memberikan kenikmatanNya dalam bentuk cuaca yang aduhai sangat nyaman. Sore yang teduh, lembab, sejuk dan diselingi dengan sinar matahari yang bersinar tipis di balik awan. Ah, aku yakin, tidak akan ada suatu makhlukpun yang mampu menyamai Nya termasuk dalam ciptaan Nya.
Maka akankan kita masih mendustakan nikmat yang kita rasakan saat ini.
Ternyata kita memang harus belajar lebih banyak lagi . Dari alam kita.

Rabu, 10 November 2010

Pelatihan Internet

Ahad pagi , 7 November 2010.
Pagi yang cerah. Sinar matahari sudah menyeruak . menghangatkan bumi selepas gerimis deras yang mengguyur kota Semarang. Selepis debu putih terlihat basah tersapu air hujan. Rupanya debu itu adalah bukti kekuasaan Alloh , betapa manusia tidak berdaya apa-apa.
Ahad pagi sekitar pukul 09.00, ketika itu, alhamdulilah panitia sudah siap. Tikar sudah dibentangkan, rol kabel sudah diulur dan hidangan sudah disajikan. Tinggal acara utama, siap mulai. Tapi, mana pesertanya ya..
Satu jam berlalu, alhamdulilah ada 3 orang yang siap melaju. Ditambah dengan seorang lagi yang penuh semangat, meski sendiri, belum ada temannya. Eh,malah sempat juga intip door prize yang disediakan, ada beberapa item yang menarik. Mungkin nanti bisa dibeli, alhamdulilah.
Alhamdulilah, tepat pukul 10.30, acara dimulai. Pembukaan, tilawah, deskripsi acara, pengenalan seputar aplikasi internet sederhana dan yang tak kalah penting adalah pemahaman tentang fungsi dan etika berselancar maupun aplikasi internet sederhana.
Pukul 12.00 ketika perut sedah mulai keroncongan, acara ditutup. Alhamdulilah, kebermanfaatannya terasa dan tersampaikan oleh para peserta. Ada yang minta waktunya ditambah, ada juga yang minta materinya divariasikan. Ada kenang-kenangan untuk para peserta yang paling semangat dan bisa jawab pertanyaan dengan tepat. selamat ya..
Semoga yang sebentar tadi, bisa bermanfaat..
Selamat memanfaatkan..